Kamis, 13 Juni 2013

BBM BERSUBSIDI

Bahan Bakar Minyak atau lebih dikenal dengan sebutan BBM merupakan barang yang sangat vital dewasa ini seiring perkembangan kendaraan bermotor, dan Era modernisasi. Sebagian besar mobilitas orang Indonesia saat ini sangat tergantung pada benda cair satu ini. Kita bisa memaklumi seorang pebisnis dengan mobilitas tinggi yang dalam seminggu tak terhitung berapa kali pergi ke luar kota untuk urusan bisnisnya. Tetapi kenyataannya tak hanya pebisnis atau orang penting yang menggunakan benda cair (BBM) ini. Para siswa sma bahkan siswa smp sekalipun jika tidak membawa sepeda motor ke sekolah mereka kerap di cap “kuper” oleh teman – temannya. Dan sekali lagi mereka membawa sepeda motor berbahan bakar bensin bukan air apa lagi oksigen.

“Berpikir objektif sangat penting untuk pengambilan sikap yang tepat. Dinginkan kepala, lalu berpikir.”
1. Sudut Pandang Pemerintah
 Alasan Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk menghindari jebolnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), .
2.  Sudut Pandang Pengusaha
BBM naik menyebabkan biaya operasional naik. Hal ini bisa dicover dengan menaikkan harga barang yang diproduksi.
3. Sudut Pandang Akademisi
BBM naik menyebabkan harga barang naik. Rakyat makin susah. Tolak!
4. Sudut Pandang Masyarakat
Pasrah, cuma bisa terima.
5. Sudut Pandang Parpol Oposisi
Kenaikan BBM ini dinilai sebagai langkah terakhir penyehatan APBN. Mengingat prognosis terlampauinya defisit fiskal 3 persen sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. http://news.liputan6.com/read/604810/ppp-setgab-parpol-dukung-penuh-harga-bbm-naik-lalu-pks

Sekarang masuk ke analisis. (ini analisis pribadi ya).
Benarkah sudut pandang pemerintah?
Disini jika menurut  saya bahwa alasan yang paling tepat kenapa BBM harus naik. “Meningkatkan Efisiensi Anggaran”. Seperti yang kita ketahui, subsidi BBM ini banyak yang salah sasaran. Mau sampel?
Entah udah berapa banyak BBM subsidi yang habis kebakar karena macet. Habis kebakar buat lomba balapan liar. Habis kebakar cuma karena gengsi mau ke kampus pakai mobil, dan banyak contoh lainnya. Apakah tepat sasaran?
Jadi subsidi BBM yang berhasil dihemat bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan buat masyarakat miskin yang jelas lebih tepat sasaran.

Tapi apakah berarti pemerintah benar? Tidak seluruhnya! Ada celahnya. Benar bahwa peningkatan efisiensi anggaran bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi BBM yang salah sasaran, tetapi peningkatan efisiensi juga harus dilakukan di bidang yang lain!
Salah satu penyebab APBN membengkak adalah reformasi birokrasi, dimana gaji PNS dinaikkan dengan tujuan mengurangi korupsi dan meningkatkan performa kinerja pemerintah. Hasilnya?  Gaji naik tapi korupsi jalan terus! Pemerintah juga keliatan gak ada upaya serius buat memerangi korupsi. Belum lagi isu Banggar DPR yang boros! Renovasi ruang rapat dan toilet yang menghabiskan uang milyaran, dan banyak kasus lainnya.
Jadi sampai disini kesannya, peningkatan efisiensi anggaran dibebankan sama masyarakat aja. Kita disuruh bayar BBM lebih mahal, tapi pemerintah masih korup! Ga meningkatkan efisiensi birokrasi yang justru penghematannya bisa jadi lebih besar daripada menaikkan harga BBM.
Inilah yang menyebabkan penolakan dari orang-orang yang cerdas. Mereka tidak percaya bahwa pemerintah dapat menggunakan subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak. “Paling dikorupsi lagi”, kata teman saya. Selain itu solusi yang ditawarkan adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Selain rawan diselewengkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Tapi penting untuk diingat, sebenarnya BBM naik  tidak menyengsarakan rakyat kecil jika digunakan dengan benar. Masyarakat miskin jika diberikan pilihan antara subsidi BBM atau pendidikan dan kesehatan berkualitas gratis?, Tentu cuma masyarakat miskin yang punya mobil dan motor saja yang milih subsidi BBM (eh itu bukan masyarakat miskin ya?)
Sikap saya sendiri terhadap demo sebenarnya setuju, tapi ada beberapa catatan. Saya setuju kalau alasan pendemo karena ketidakpercayaan terhadap pemerintah untuk menggunakan dana subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak, bukan karena penolakan BBM naik semata.
Kenapa ini penting?
Karena  saya juga  sudah menentukan sikap.
Saya menolak kenaikan BBM di pemerintahan ini! Karena saya tidak percaya pemerintah mampu menggunakan subsidi yang dihemat dengan bijak. Alasannya? Korupsi masi merajalela, birokrasi ga efisien, kinerja eksekutif rendah, legislatif juga sama aja.
 Karena seperti yang
saya jelaskan, kenaikan BBM sebenarnya menguntungkan rakyat kecil (yang dirugikan paling rakyat middle class seperti saya. miskin engga, kaya juga engga) jika digunakan dengan tepat (Pendidikan/Kesehatan gratis). Yang saya takutkan adalah stereotype bahwa kenaikan BBM ini adalah merugikan masyarakat kecil..
Masyarakat akan dipaksa untuk hemat dan efisien dalam menggunakan energi, subsidi yang dihemat dapat digunakan untuk membuat infrastruktur yang meningkatkan efisiensi juga seperti transportasi massal dan lain-lain.

Jadi kesimpulannya, kenaikkan BBM ini sebenarnya positif, tapi pemerintah yang ga bisa dipercaya yang terpaksa bikin kita harus nolak!
Lalu apa yang harus dilakukan? Demonstrasi itu pilihan, the sad truth is, demonstrasi tidak akan berpengaruh banyak kepada pemerintah yang memang gak mendengarkan rakyat. Jadi siap-siap aja menerima keputusan BBM tetap naik.

Lalu tindakan konkrit apa yang bisa dilakukan kalau BBM naik?
Jadi kalau mau konkrit, mulai hidup berhemat! Lebih produktif! Kerja lebih keras!
Ini tindakan paling konkrit dan bisa banget untuk dilakukan, jadi tunggu apalagi!.
Selain itu, ini memaksa kita untuk lebih mencari dan memakai energi alternatif yang lebih murah! Pokonya yang penting kita harus mikir yang positif terus!
Sekian sikap saya mengenai kenaikan BBM. Mohon maaf jika ada kesalahan. Silahkan bertanya jika ada yang perlu dijelaskan lebih detil.

Semoga bermanfaat,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar