Kamis, 20 Juni 2013

Kecerdasan dan kepintaran.........


Gampang mengucapkan, sangat sulit melakukan. Tapi bukan tidak mungkin.....
Mungkin kebanyakan orang agak bingung membedakan antara cerdas dan pintar/pandai. Bagi saya seseorang dikatakan cerdas jika ia mampu bertindak secara tepat. Mengapa mesti bertindak secara tepat bukan benar? Kebenaran sangat tergantung dengan personalnya. Namun bukan yang disebut kebenaran mutlak. Inipun jika orang sudah memahami esensi kehidupan.

Suatu tindakan yang tepat sangat dipengaruhi keadaan saat itu. Misal, seseorang dikatakan benar dalam melakukan pembunuhan jika ia berprofesi sebagai tentara dan saat ia melakukan pembunuhan dalam suasana peperangan. Namun jika seseorang melakukan pembunuhan dengan alasan membela agama, ini tidak tepat. Karena agama tidak mengajarkan hal itu, pembunuhan. Yang diajarkan adalah mengasihi sesama dan memelihara kehidupan.

Seseorang yang berprofesi sebagai tentara memiliki tugas membela negara. Dan untuk itu ia tidak memiliki pilihan lain kecuali berperang di saat negara dalam ancaman bahaya. Di medan pertempuran hanya ada dua pilihan, membunuh atau dibunuh waktu berlangsung pertempuran. Namun tentara yang sama jika melakukan pembunuhan bukan dalam suasana perang, ia bisa dihukum. Karena ia melakukan tindakan yang tidak tepat.
Ketepatan bertindak inilah yang saya maksudkan dengan kecerdasan. Lain halnya dengan pintar atau pandai. Seseornag yang pintar/pandai sering menggunakan kepintarannya untuk melakukan perbuatan yang menguntungkan kelompok, golongan maupun diri sendiri. Ia akan menghalalkan segala cara untuk memenangkan kelompoknya. Jadi kelompok pintar ini lebih mementingkan kemenangan kelompoknya, walaupun mesti melakukan tindakan yang berlawanan dengan peraturan dan kemanusiaan.
Mereka yang cerdas memahami benar tindakannya. Mereka bertindak secara responsif bukan reaktif.

Cerdas dalam kehidupan berarti memahami tujuan kelahiran. Mengapa mesti lahir dan apa perannya? Setiap manusia yang lahir di bumi ini memiliki tujuan yang satu dan sama, hidup abadi. Kematian badan tidak mengakhiri kehidupan. Yang musnah hanya sebatas badan. Cara berpikir dan jiwanya tetap hidup. HIdup secara cerdas berarti bisa hidup selaras dengan alam. Karena ia sadar betul bahwa dirinya tidak bisa terpisah dari perubahan alam. Untuk selaras atau harmony dengan alam, ia mesti mampu menciptakan kedamaian (peace) dan cinta dalam dirinya. Keselarasan bisa tercipta jika dan jika dalam diri seseorang ada peace and love.

Cerdas dikaitkan dengan intelejensia. Dan intelejensia memiliki keterkaitan erat dengan kebutuhan bukan keinginan. Dan pada umumnya sring digabungkan menjadi kecerdasan intelejensia. Bukan kepintaran intelejensia.

Dengan kata lain, hidup secara cerdas adalah hidup yang selaras dengan semesta.......

Belajar dari lebah madu........


Lebah madu mengajari paling tidak 3 kebijakan untuk menjalani kehidupan. ke 3 hal ini jika kita terapkan dalam kehidupan akan bisa menunjang keselarasan hidup dengan semesta. Inilah cara kehidupan yang tepat.
3 hal yang dilakukan lebah madu:

1. Memilih dalam melakukan sesuatu saat mencari makanan.
Saat lebah madu mencari makanan, ia memilih bunga yang akan menghasilkan madu yang baik. Demikian juga seharusnya kita. Carilah makanan yang bermanfaat bagi jiwa kita. Bukan sekedar bermanfaat bagi kenyamanan badan. Bukan kah aku ini bukan sekedar badan? Aku adalah jiwa yang mulia dan memuliakan. Saat mengkonsumsi makanan pun kita mesti memikirkan, apakah makanan ini menunjang peningkatan evolusi jiwa atau hanya sekedar untuk kenyamanan badan atau lidah.
Keberadaan kita di dunia mesti ada tujuan dan maksudnya. Makan untuk hidup BUKAN hidup untuk makan. Pepatah inilah yang mesti kita ingat. Sehingga saat mencari rejeki atau uang, lakukan dengan cara yang memuliakan jiwa. Istilah kerennya: Menspiritualkan pekerjaan.
Pilihlah pekerjaan yang mampu menunjang evolusi jiwa. Bukan cari pekerjaan yang berakibat kemerosotan jiwa. Hidup adalah berkah ilahi. Syukuri berkah ilahi dengan cara melakukan pekerjaan yang selaras dengan alam semesta.

2. Tidak membunuh bunga saat lebah madu mengisap sari madu dari bunga
Kaitkan dalam mendapatkan atau mencari uang. Sering kali kita melakukan pekerjaan demi memperoleh uang tapi merugikan orang lain. Misalnya, kita dipercaya negara atau perusahaan mengelola sejumlah uang demi pelaksanaan pekerjaan tertentu. Dalam pelaksanaannya, kita lebih mementingkan diri, kelompok, dan golongan sendiri. Dengan cara ini, kita menggunakan uang bukan untuk kepentingan bersama. Tapi sekedar memenuhi kebutuhan golongan, kelompok sendiri. Kita masih dikuasai ego. Akhirnya kondisi orang lain menderita karena ulah kita dalam mengelola anggaran. Ini tentu tidak selaras dengan sifat alam semesta. Upayakan melaksanakan amanat demi kepentingan umum.
Dalam mengisap sari bunga, lebah madu membantu terjadinya penyerbukan. Semestinya kita melakukan hal yang sama dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan. Orang lain juga merasakan manfaat ketika bekerja sama dengan kita. Janganlah orang lain menderita saat bekerja sama. Win Win solution.
Sifat lebah yang bermanfaat bagi bunga. Selain memperoleh sari bunga juga membantu terjadinya penyerbukan. Dengan kata lain, terjadi perkembangan biakan atau pertumbuhan dalam kehidupan tempat kita mencari harta.

3. Mengisap banyak namun tidak hanya digunakan untuk dirinya sendiri
Sifat lebah madu yang sangat mulia. Lebah madu mencari sari bunga sebanyak-banyaknya. Namun yang diperolehnya jauh melebihi dari apa yang dibutuhkan. Sehingga saat madu diambil oleh peternak lebah, ia sama sekali tidak dirugikan. Ia tahu bahwa sisa hasil pencahariannya atau perolehannya diambil orang. Dan ia membiarkan. Lebah madu tidak pernah melawan ketika hasil perolehan madunya diambil. Ia marah dan menyerang saat rumahnya diganggu.
Demikian juga hendaknya kita dalam menjalani kehidupan ini. Cari sebanyak-banyaknya dan berbagilah dengan sesama. Gunakan sesuai dengan kebutuhan dan sisanya berbagi dengan orang yang membutuhkan. Kita harus senantiasa mengingatkan diri bahwa harta dunia bisa menjadi jebakan bagi sang jiwa yang menghuni badan kita. Saat itulah kita hidup dalam neraka. Dalam penderitaan. Ulah kita sendiri. Bukan karena perbuatan orang lain.

Salam belajar dan berbagi...

Rabu, 19 Juni 2013

Siapa yang Bodoh Saat Menuding Pemimpinnya Bodoh?


Pemimpin yang cerdas lahir dari rakyat yang cerdas..............
Pemimpin yang berani lahir dari pemilih yang berani.......
Pemimpin yang ragu lahir dari rakyat yang juga tidak tegas.............
So, kita harus sadar bahwa sebelum menuding orang, lihat diri sendiri dahulu. Kebanyakan dari kita senang membuat gossip dan mencari kelemahan orang lain. Saat kita menggosip sesungguhnya kita memiliki kelemahan. Kesukaan menggosip itulah kelemahan. Jika saja di hati kita yang ada adalah kebajikan dan senantiasa ingin berbagi, dengan sendirinya pikiran kita hanya terisi bagaimana bisa berbagi kesadaran atau kebajikan dengan orang lain.
Jika kita selalu ingin berbagi kebahagiaan, sering kita tanpa sadar melupakan segala sesuatu yang 'menurut' anggapan orang menyakitkan diri kita.
Sakit atau tidak itu sangat relatif sesungguhnya. Bisa saja menurut orang lain sakit, tapi bagi kita tidak merasakan sakit perasaan. Memperhatikan hal ini sesungguhnya sakitnya perasaan atau tidak sangat tergantung dari keputusan kita sendiri. Kita yang memberikan izin diri sendiri bisa disakiti atau tidak. Bukan orang lain.... Dan anehnya kita sering memberikan lisensi kepada orang lain untuk menyakiti....
Siapa yang bodoh saat kita menuding pemimpin kita tidak tegas, bodoh, plin-plan dan segala yang buruk-buruk...
Kita yang bodoh. Kita yang tidak cerdas... Tidaklah mungkin ada pemimpin pintar lahir dari pemilih yang bodoh. Dan sebaliknya...
Jadi jika kita terlalu banyak mengkritik dan menghujat, sesungguhnya kita menunjuk ke diri sendiri. Karena masih ada istilah bodoh dan kalimat hujatan dalam hati kita..
 Langkah utama dan pertama adalah menyadari bahwa kita bodoh. Dengan modal awal kesadaran ini, kita punya kekuatan untuk menghapus satu orang bodoh, diri sendiri. Orang yang sadar akan kebodohannya akan mencari pengetahuan untuk memintarkan diri sendiri. Orang yang merasa pintar akan  berhenti berkembang.....Sebaliknya, yang merasa diri bodoh, dia akan berkembang...
Jika menginginkan pemimpin pintar, cerdas, tegas ,dan berani.... Mari kita sebarkan sifat-sifat itu ke sekitar kita, agar menjadi pembelajaran...


Tidak Untuk Menunggu atau Ditunggu

Masalah dalam hidup ku sekarang semakin menggerayangi beban pikiran ku.
di saat aku berdiri tegak atas apa yang selama ini ku lakukan dengan segala perjuangan ku..
di saat aku mulai tertunduk dan ingin menyerah menghadapi hidup...

ingin berpulang,.
tapi melihat kawan2 berjuang melawan ketidakadilan yang mereka hadapi,.
tak sanggup ku melihatnya.
ingin berlari.....
ku lihat kebelakang kawan2 ku memanggil dan melambaikan tangannya dengan jerit yang tak tertahankan...
ingin berpaling...
ku temui sesosok yang menegur ku dengan senyum yang tulus..
ingin menutup mata...
mimpi-mimpi itu terus berdatangan.
ingin berteriak,,..
di sekeliling ku tergeletak tubuh yang tak berdaya dengan penderitaannya.

saat aku jatuh dan dalam kondisi terburuk yang pernah ku alami...
tak ku lihat siapa-siapa di sampingku.
di saat aku terdiam dan terlelap dalam kesulitan terbesar..
tak satu pun ada diantara mereka yang membangunkan ku.
sesaat ku berjalan tanpa arah dan tersesat..
tak terdengar suara apapun dari mereka untuk menyadarkan ku.

tidak untuk menunggu dan di tunggu..tapi bagaimana agar semua tercapai.
walau tanpa mereka.
ini lah hidupku.

seperti perkataan romo Y.B. Mangunwijaya (Romo Mangun)
seorang pemerhati kemanusiaan harus siap berjuang sendiri dan mandiri.

Banyak hal yang ingin aku lakukan dengan hidupku sekarang ini tapi aku tak tahu harus mulai dari mana..
karna aku memang takut untuk melangkah..
Jujur aku takut untuk melangkah ..
aku takut kehilangan atas apa yang sudah ada saat ini..

tak banyak memang aku memiliki sesuatu tapi itu semua cukup membuatku
takut kehilangan.

Dan tentang perasaanku.....
Keinginanku....
Aku ingin bertemu dengan malaikatku..

Ya...itu adalah salah satu dari banyaknya keinginanku.. 
Jujur aku masih takut untuk jujur dengan perasaanku sendiri..
Aku takut tersadar dari semuanya..

Karna sesungguhnya semuanya tak seperti apa yang selama ini aku
katakan,aku tunjukkan,dan tak seperti apa yang terlihat..
karna aku takut dengan keyataan..

Semuanya tak semudah yang aku harap ..
Tak semudah mauku.
dan tak semudah keinginanku..


Masih Butuh Proses.

Senin, 17 Juni 2013

Perpustakaan sebagai Gerbang Kebudayaan



Julius Caesar, sang Raja Roma, pernah menyerang ke Mesir. Namun, ternyata Mesir memiliki tentara yang amat kuat.
Saking kuatnya, dia beserta pasukannya terjepit. Dalam keadaan terjepit itulah Caesar memiliki ide untuk menghindari tentara musuh, yaitu dengan cara membakar perpustakaan besar Mesir yang bernama Bibliotheca Alexandria. Ternyata Caesar berhasil meloloskan diri dari kepungan tentara Mesir. Rupanya dia tahu betul bahwa orang-orang Mesir sangat menghargai perpustakaannya. Dari cerita di atas, tersirat bahwa perpustakaan yang berisi buku dan arsip yang pada waktu itu tercatat sejumlah 700.000 gulungan papirus merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Bahkan harganya jauh lebih tinggi dari seorang Raja Roma sehingga mereka rela meloloskan musuhnya demi untuk menyelamatkan perpustakaan yang terbakar. Perpustakaan adalah gerbang kebudayaan yang luas,begitulah Greenhalgh dan Worpole mendefinisikan perpustakaan.Tampaknya Mesir saat itu sadar melalui perpustakaan kebudayaan yang luas sedang dibentuk.Perpustakaan menyediakan pengetahuan yang mereka peroleh lalu diwariskan ke generasi berikutnya dan digunakan sebagai jembatan perantara dalam meningkatkan peradaban. Bila buku ibarat jendela ilmu pengetahuan,maka perpustakaan adalah gudangnya ilmu pengetahuan.
Karena perpustakaan menyimpan buku-buku dan beragam jenis informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh para pengunjungnya.Perpustakaan juga secara tidak langsung menjadi pasar bagi para transaksional ilmu pengetahuan, tempat bertemunya para pembeli ilmu pengetahuan dan beragam informasi yang harganya tidak dapat diukur dengan materi. Perpustakaan merupakan bagian investasi pendidikan jangka panjang yang amat berharga dalam menuju sebuah peradaban yang maju. Buku dan perpustakaan adalah dua sejoli yang dirindukan dan dibutuhkan oleh siapa pun.
Namun terkadang, tidak jarang di antara kita mengabaikannya. Faktanya ialah banyak daerah di Indonesia membutuhkan buku-buku yang bermutu dan belum tersentuh perpustakaan, tetapi di sisi lain perpustakaan yang sudah ada minim sekali pengunjung. Perpustakaan juga belum menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda Indonesia.Pergi ke perpustakaan bukan pilihan yang menarik bagi para generasi muda yang menganggap nongkrong di mal lebih menarik.Banyak yang pergi ke perpustakaan hanya ketika sudah kepepet mencari bahan untuk tugas.
Bahkan kadangkala ada yang menilai pergi ke perpustakaan itu hanya untuk anak-anak kutu buku. Untuk menghadapi kondisi itu tentu harus ada inovasi agar generasi muda Indonesia tertarik datang ke perpustakaan.Misalnya salah satu yang bisa menjadi daya tarik adalah menjadikan perpustakaan memiliki fasilitas internet yang terhubung dengan data koleksinya. Menurut World Bank, di antara indikasi Pembangunan Dunia ialah meningkatnya pengguna internet.
Indonesia perlu bangga karena berdasar data teranyar Internet World Stats, Indonesia menjadi negara penyuplai pengguna internet terbesar kelima di Asia setelah China,India,dan Jepang.Dalam hal ini peluang besarnya jumlah pengguna internet di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menarik pengunjung menjelajah perpustakaan yang sudah ada. Hal ini tentu harus didukung bersama antara pemerintah dan masyarakat luas, terlebih lagi generasi muda penerus bangsa.
Dengan tersedianya akses internet atau hot spot areayang baik oleh pemerintah, tentu akan menarik masyarakat mengunjungi perpustakaan,bahkan betah berlama-lama di perpustakaan,dari perpustakaan inilah generasi yang cerdas lahir dan akan membawa negeri ini ke arah yang lebih baik.●



Jumat, 14 Juni 2013

Akulturasi Budaya


A.    Problematika Akulturasi Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia ( masyarakat, suku, atau bangsa) memilki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk cirri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain.
Saat ini, pergaulan antarbangsa semakin kental. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari semulanya. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Melalui media massa, unsur budaya asing berupa mode pakaian, peralatan hidup, gaya hidup, dan makanan semakin cepat tersebar dan mampu mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, mode rambut dan pakaian dari luar negeri yang banyak ditiru oleh masyarakat. Namun, dalam proses akulturasi tidak selalu terjadi pergeseran budaya lokal akibat pengaruh budaya asing. Misalnya, pemakaian busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Meskipun pemakaian busana model barat seperti jas sudah tersebar di dalam masyarakat, namun gejala tersebut tidak menggeser kedudukan busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Pemakaian busana batik dan kebaya masih dilakukan para tokoh-tokoh masyarakat di dalam acara kenegaraan di dalam dan luar negeri. Bahkan beberapa desainer Indonesia seperti Edward Hutabarat dan Ghea Pangabean sudah mulai mengembangkan busana batik sebagai alternatif mode pakaian di kalangan generasi muda. Modifikasi busana tradisional tersebut ternyata dapat diterima oleh masyarakat dan mulai dijadikan alternatif pilihan mode berbusana selain model busana barat.

B.     Contoh Kasus Akulturasi Kebudayaan yang terjadi Di Indonesia
Salah satu yang menjadi headline surat kabar beberapa waktu yang lalu adalah kasus Prita Mulyasari . Beliau dapat dikatakan sebagai korban akulturasi kebudayaan . Ketika budaya kita masih membatasi pernyataan pendapat dan berbicara , banyak lapisan masyarakat yang tidak suka akan keadaan seperti ini . Saat itu , dengan embel-embel demokrasi , maka kebebasan berbicara pun diproklamirkan . Kebudayaan kita yang biasanya terarah ( baca tertekan ) dalam menyampaikan pendapat , langsung berubah menjadi kebudayaan yang blak-blakan atai ceplas-ceplos .
Muncul sebuah jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kebebasan kita dalam berbicara pun memakai dasar berupa substansi yang datangnya dari luar . HAM ( Hak Asasi Manusia ) dianggap sebagai dasar paling kuat untuk menopang hak kebebasan untuk berbicara.
Pada awal mula kebudayaan untuk bebas berbicara memberikan angin segar bagi warga . Masyarakat yang tadinya ( tertekan ) untuk menyatakan pendapat dan kritik merasa lebih leluasa . Kasus Prita Mulyasari boleh jadi dikatakan sebagai suatu hasil akhir dari kebudayaan yang telah berakulturasi . Budaya bebas berbicara yang kita inginkan telah didapatkan . Kesemuanya didapatkan dengan mengadopsi substansi asing (HAM ) yang terkesan kuat jika digabungkan .Namun kita hanya melihat pada penyelesaian masalah di tingkatan yang rendah . Kita tidak memperhitungkan produk akhir kebudayaan baru tersebut . Siapa sangka , kebudayaan bebas berbicara sendiri menjadi salah satu bumerang bagi kebebasan berpendapat .


C.     Pengertian Akulturasi
Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo. Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul  sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi  adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga
membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
D.      Kebudayaan
Prof.  Koentjaraningrat, makna kebudayaan dapat dipahami lebih luas lagi. Menurut beliau, kebudayaan adalah sebuah sistem gagasan, tindakan dan hasil karya yang dihasilkan dalam rangka kehidupan manusia dan dijadikan hak milik manusia melalui proses belajar. Dalam definisi ini, ada beberapa poin yang dapat diuraikan lagi.
Ø  Bahwa kebudayaan itu meliputi gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.  Contoh adalah penggunaan sendok dan garpu ketika makan oleh masyarakat barat, akan berbeda dengan masyarakat timur tradisional yang langsung menggunakan tangan.
Ø  Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupaan manusia. Tujuan awal dari adanya kebudayaan itu adalah untuk mendukung kehidupan manusia. Seperti cara berpakaian yang merupakan bagian dari kebudayaan, disesuaikan manusia dengan alam sekitar. Misal penduduk iklim tropis yang menggunakan pakaian dengan bahan relatif tipis, akan berbeda dengan masyarakat yang hidup di empat iklim seperti Eropa.
Ø  Dijadikan milik manusia dengan proses belajar. Seperti naluri kebutuhan manusia untuk makan. Tidak hanya sampai di proses makan saja. Ada tata cara tertentu atau yang di barat disebut table Manner yang dibuat oleh manusia dan menjadi sebuah kebudayaan.
Pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.      Melville J. Herskovitsmenyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
Ø  alat-alat teknologi
Ø  sistem ekonomi
Ø  keluarga
Ø  kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
Ø  Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
Ø  organisasi ekonomi
Ø  alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
Ø  organisasi kekuatan (politik)
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki paling sedikit tiga wujud, yaitu:
1.             Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang berfungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah pada kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang disebut dengan adat kelakuan.
2.             Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat yang sering disebut sistem sosial.
3.             Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

E.     Sebab terjadinya Akulturasi
Salah satu unsur perubahan budaya adalah adanya hubungan antarbudaya, yaitu hubungan budaya lokal dengan budaya asing. Hubungan antarbudaya berisi konsep akulturasi kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact yang digunakan oleh sarjana antropologi di Inggris mempunyai berbagai arti di antara para sarjana antropologi. Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Sebab sebab terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Proses akulturasi kebudayaan terjadi apabila suatu masyarakat atau kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing. Proses akulturasi kebudayaan bisa tersebar melalui penjajahan dan media massa. Akulturasi kebudayaan terjadi karena kebutuhan yang kompleks dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu kebudayaan akan menyesuaikan terhadap lingkungan sekitar. Ketika suatu kebudayaan tidak lagi dianggap sebagai sebuah pegangan dalam menyelesaikan suatu masalah , maka factor eksternal akan muncul. Faktor yang muncul dari luar ini adalah pertanda ketidakmampuan sisi internal budaya untuk menyelesaikan suatu permasalahan .
Ketika bangsa Indonesia yang semakin maju ini berkembang , maka kebudayaan pun turut berkembang.
Kebudayaan kita mengalami mobilisasi yang sangat cepat. Pengaruh globalisasi dan liberalisme menjadi salah satu penyebab kejadian ini. Namun tidak dapat dipungkiri, akulturasi kebudayaan yang ada sekarang sebenarnya adalah buah pikiran kita. Hasil pemikiran kita yang dipakai sebagai acuan. Pemikiran yang berdasar pada keinginan akan suatu kesempurnaan .
Dan untuk mencapainya , maka tidak segan kita akan mengambil factor dari luar dari kebudayaan kita. Ketika pencampuran budaya terjadi, maka norma dan nilai ( budaya ) yang kita anut pun akan ikut berubah . Begitu juga dengan perspektif kita dalam melihat segala sesuatu hal. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kebudayaan yang telah bercampur masih kita anggap sebagai kebudayaan ?
Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat beberapa unsur-unsur yang terjadi dalam proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.
a.       Subsitusi
Substitusi adalah pengantian unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur kebudayaan baru yang lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Misalnya, sistem komunikasi tradisional melalui kentongan atau bedug diganti dengan telepon, radio komunikasi, atau pengeras suara.

b.      Sinkretisme
Sinkretisme adalah percampuran unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga membentuk sistem budaya baru. Misalnya, percampuran antara sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dengan unsur-unsur ajaran agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan kejawen.
c.       Adisi
Adisi adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya, beroperasinya alat transportasi kendaraan angkutan bermotor untuk melengkapi alat transportasi tradisional seperti cidomo (cikar, dokar, bemo) yang menggunakan roda mobil di daerah Lombok.

d.      Dekulturasi
Dekulturasi adalah proses hilangnya unsur-unsur kebudayaan yang lama digantikan dengan unsur kebudayaan baru. Misalnya, penggunaan mesin penggilingan padi untuk mengantikan penggunaan lesung dan alu untuk menumbuk padi.

e.       Originasi
Originasi adalah masuknya unsur budaya yang sama sekali baru dan tidak dikenal sehingga menimbulkan perubahan social budaya dalam masyarakat. Misalnya, masuknya teknologi listrik ke pedesaan.

f.       Rejeksi
Rejeksi adalah proses penolakan yang muncul sebagai akibat proses perubahan sosial yang sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif bagi sebagian anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan. Misalnya, ada sebagian anggota masyarakat yang berobat ke dukun dan menolak berobat ke dokter.
Di bawah ini beberapa faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu proses Akulturasi diantaranya:
Faktor intern (dalam) antara lain :
·         Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
Bertambah dan berkurangnya penduduk dapat menyebabkan terjadinya akulturasi. Contohnya saja migrasi. Masyarakat yang berpindah dari daerah asalnya ke tempatnya yang baru, akan membawa budaya yang ada di daerah asalnya. Dan ini akan menyebabkan terjadinya pembauran  dari masyarakat yang dating dengan masyarakat asli.
·         Adanya penemuan baru.
1.      Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
2.      Invention : Penyempurnaan penemuan baru
3.      Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
·         Konflik yang terjadi dalam masyarakat
Konflik yang terjadi dalam masyarakat juga dapat menyebabkan terjadinya akulturasi.
·         Pemberontakan atau revolusi
Faktor ekstern ( luar ) antara lain:
1.      Perubahan alam
2.       Peperangan
3.      Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi.
F.    Akulturasi dan Budaya Indonesia
Seperti yang telah di bahas sebelumnya akulturasi adalah sebuah perpaduan antara satu budaya dengan budaya lainnya yang berjalan seimbang dan serasi. Akulturasi tejradi ketika sebuah kebudayaan masuk dan berpadu terhadap budaya yang telah ada di suatu wilayah. Akulturasi dengan kata lain masuknya kebudayaan lain ini tentunya secara terkendali dan tidak menghilangkan dominasi kebudayaan yang sudah ada atau menghilangkan unsur dari salah satu kebudayaan itu.
Indonesia sebagai negara yang memiliki ragam kebudayaan dan adat istiadat telah memiliki kemampuan dalam menghadapi akulturasi budaya yang ada dan terjadi,sebagaimana kita tau indonesia adalah negara yang kental akan kebudayaan sehingga dasar kebudayaan yang ada pada masyarakatnya amatlah kuat,dalam hal ini masuknya suatu kebudayaan asing hanya akan memperkaya perbendaharaan kebudayaan yang ada di indonesia.sehingga kebudayaan asli indonesia tetap dominan namun juga tidak menghilangkan ciri khusus dari kebudayaan asing yang telah masuk.
Lalu di dalam masyarakat indonesia sendiri telah tertanam kemampuan yang di sebut "local jenius" atau juga kecakapan istimewa yang mana dalam hal ini bangsa indonesia mampu menerima masuknya kebudayaan asing tersebut lalu kemudian dengan kecakapannya di saring dan di olah serta di sesuaikan dengan identitas dan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga masuknya kebudayaan asing ini tidak merubah atau bahkan menghilangkan kepribadian bangsa indonesia namun akan memperkaya sehingga Indonesia dengan kebudayaannya semakin beragam.
G.     Dampak Terjadinya Akulturasi
Dilihat dari pengertian akulturasi dan kasus-kasus yang terjadi, akulturasi tidak hanya memberikan dampak yang negative, tapi juga memberikan dampak yang positif. Dengan adanya akulturasi kebudayaan, masyarakat bebas mengeluarkan pendapat tanpa adanya larangan untuk menyatakan pendapatnya. Tapi dengan adanya akulturasi jugalah masyarakat Indonesia terpengaruh dengan cara berpakaian, cara bergaul terutama golongan anak-anak muda yang kebanyakan meniru gaya berpakaian orang barat.


H.    Kesimpulan
Proses akulturasi banyak terjadi di Indonesia, tidak hanya terjadi dalam bentuk fisik tapi juga terjadi dalam bentuk non fisik. Selain itu itu akulturasi juga terjadi dalam kebebasan berbicara. Proses akulturasi yang terjadi di Indonesia lebih banyak memberikan dampak yang negatif. Contohnya dalam berpakaian, anak muda Indonesia banyak meniru cara berpakaian orang barat yang tidak sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

I.     Saran
Seharusnya warga Indonesia lebih hati-hati terhadap kebudayaan yang masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan yang masuk sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Kamis, 13 Juni 2013

BBM BERSUBSIDI

Bahan Bakar Minyak atau lebih dikenal dengan sebutan BBM merupakan barang yang sangat vital dewasa ini seiring perkembangan kendaraan bermotor, dan Era modernisasi. Sebagian besar mobilitas orang Indonesia saat ini sangat tergantung pada benda cair satu ini. Kita bisa memaklumi seorang pebisnis dengan mobilitas tinggi yang dalam seminggu tak terhitung berapa kali pergi ke luar kota untuk urusan bisnisnya. Tetapi kenyataannya tak hanya pebisnis atau orang penting yang menggunakan benda cair (BBM) ini. Para siswa sma bahkan siswa smp sekalipun jika tidak membawa sepeda motor ke sekolah mereka kerap di cap “kuper” oleh teman – temannya. Dan sekali lagi mereka membawa sepeda motor berbahan bakar bensin bukan air apa lagi oksigen.

“Berpikir objektif sangat penting untuk pengambilan sikap yang tepat. Dinginkan kepala, lalu berpikir.”
1. Sudut Pandang Pemerintah
 Alasan Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk menghindari jebolnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), .
2.  Sudut Pandang Pengusaha
BBM naik menyebabkan biaya operasional naik. Hal ini bisa dicover dengan menaikkan harga barang yang diproduksi.
3. Sudut Pandang Akademisi
BBM naik menyebabkan harga barang naik. Rakyat makin susah. Tolak!
4. Sudut Pandang Masyarakat
Pasrah, cuma bisa terima.
5. Sudut Pandang Parpol Oposisi
Kenaikan BBM ini dinilai sebagai langkah terakhir penyehatan APBN. Mengingat prognosis terlampauinya defisit fiskal 3 persen sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. http://news.liputan6.com/read/604810/ppp-setgab-parpol-dukung-penuh-harga-bbm-naik-lalu-pks

Sekarang masuk ke analisis. (ini analisis pribadi ya).
Benarkah sudut pandang pemerintah?
Disini jika menurut  saya bahwa alasan yang paling tepat kenapa BBM harus naik. “Meningkatkan Efisiensi Anggaran”. Seperti yang kita ketahui, subsidi BBM ini banyak yang salah sasaran. Mau sampel?
Entah udah berapa banyak BBM subsidi yang habis kebakar karena macet. Habis kebakar buat lomba balapan liar. Habis kebakar cuma karena gengsi mau ke kampus pakai mobil, dan banyak contoh lainnya. Apakah tepat sasaran?
Jadi subsidi BBM yang berhasil dihemat bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan buat masyarakat miskin yang jelas lebih tepat sasaran.

Tapi apakah berarti pemerintah benar? Tidak seluruhnya! Ada celahnya. Benar bahwa peningkatan efisiensi anggaran bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi BBM yang salah sasaran, tetapi peningkatan efisiensi juga harus dilakukan di bidang yang lain!
Salah satu penyebab APBN membengkak adalah reformasi birokrasi, dimana gaji PNS dinaikkan dengan tujuan mengurangi korupsi dan meningkatkan performa kinerja pemerintah. Hasilnya?  Gaji naik tapi korupsi jalan terus! Pemerintah juga keliatan gak ada upaya serius buat memerangi korupsi. Belum lagi isu Banggar DPR yang boros! Renovasi ruang rapat dan toilet yang menghabiskan uang milyaran, dan banyak kasus lainnya.
Jadi sampai disini kesannya, peningkatan efisiensi anggaran dibebankan sama masyarakat aja. Kita disuruh bayar BBM lebih mahal, tapi pemerintah masih korup! Ga meningkatkan efisiensi birokrasi yang justru penghematannya bisa jadi lebih besar daripada menaikkan harga BBM.
Inilah yang menyebabkan penolakan dari orang-orang yang cerdas. Mereka tidak percaya bahwa pemerintah dapat menggunakan subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak. “Paling dikorupsi lagi”, kata teman saya. Selain itu solusi yang ditawarkan adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Selain rawan diselewengkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Tapi penting untuk diingat, sebenarnya BBM naik  tidak menyengsarakan rakyat kecil jika digunakan dengan benar. Masyarakat miskin jika diberikan pilihan antara subsidi BBM atau pendidikan dan kesehatan berkualitas gratis?, Tentu cuma masyarakat miskin yang punya mobil dan motor saja yang milih subsidi BBM (eh itu bukan masyarakat miskin ya?)
Sikap saya sendiri terhadap demo sebenarnya setuju, tapi ada beberapa catatan. Saya setuju kalau alasan pendemo karena ketidakpercayaan terhadap pemerintah untuk menggunakan dana subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak, bukan karena penolakan BBM naik semata.
Kenapa ini penting?
Karena  saya juga  sudah menentukan sikap.
Saya menolak kenaikan BBM di pemerintahan ini! Karena saya tidak percaya pemerintah mampu menggunakan subsidi yang dihemat dengan bijak. Alasannya? Korupsi masi merajalela, birokrasi ga efisien, kinerja eksekutif rendah, legislatif juga sama aja.
 Karena seperti yang
saya jelaskan, kenaikan BBM sebenarnya menguntungkan rakyat kecil (yang dirugikan paling rakyat middle class seperti saya. miskin engga, kaya juga engga) jika digunakan dengan tepat (Pendidikan/Kesehatan gratis). Yang saya takutkan adalah stereotype bahwa kenaikan BBM ini adalah merugikan masyarakat kecil..
Masyarakat akan dipaksa untuk hemat dan efisien dalam menggunakan energi, subsidi yang dihemat dapat digunakan untuk membuat infrastruktur yang meningkatkan efisiensi juga seperti transportasi massal dan lain-lain.

Jadi kesimpulannya, kenaikkan BBM ini sebenarnya positif, tapi pemerintah yang ga bisa dipercaya yang terpaksa bikin kita harus nolak!
Lalu apa yang harus dilakukan? Demonstrasi itu pilihan, the sad truth is, demonstrasi tidak akan berpengaruh banyak kepada pemerintah yang memang gak mendengarkan rakyat. Jadi siap-siap aja menerima keputusan BBM tetap naik.

Lalu tindakan konkrit apa yang bisa dilakukan kalau BBM naik?
Jadi kalau mau konkrit, mulai hidup berhemat! Lebih produktif! Kerja lebih keras!
Ini tindakan paling konkrit dan bisa banget untuk dilakukan, jadi tunggu apalagi!.
Selain itu, ini memaksa kita untuk lebih mencari dan memakai energi alternatif yang lebih murah! Pokonya yang penting kita harus mikir yang positif terus!
Sekian sikap saya mengenai kenaikan BBM. Mohon maaf jika ada kesalahan. Silahkan bertanya jika ada yang perlu dijelaskan lebih detil.

Semoga bermanfaat,

Rabu, 12 Juni 2013

Beberapa metode mengajar


1. Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :

a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :

a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :

a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :

a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

3. Metode demontrasi ( Demonstration method )

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).



4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)

5. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).

Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :

a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.


Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .

Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.


7. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.

Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.

Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.

Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.

8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.


9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.


10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )

Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri


11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )

Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.


12. Metode perancangan ( projeck method )

yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :

a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :

a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.


13. Metode Bagian ( Teileren method )

yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.


14. Metode Global (Ganze method )

yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery

Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.

Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan, (t) Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah : (a) identifikasi kebutuhan siswa, (b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari, (c) Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas, (d) Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa, (e) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (f) Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (h) Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa, (i) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa, (k) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (l) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, (c) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, (f) Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya, (h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain, (b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, (d) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.

Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.

Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.

Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.

Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.

Cara mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, (f) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan peserta didik.

14. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).

Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.

Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).

Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).

Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.

Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.

Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. (d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. (g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
Kesimpulannya, tidak ada satupun metode pengajaran dan penyampain materi ke anak didik yang sempurna. Buktinya, tiap-tiap metode memiliki celah dan kelemahan di sana-sini. Jadi, semuanya tergantung tenaga pendidik dalam mengoptimalisasikan kelebihan yang tersedia serta meminimalisir berbagai kelemahan yang ada pada tiap-tiap metode. Saya yakin, dengan adanya keserasian antara metode yang diterapkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik jauh lebih ampuh dalam mencapai hasil optimal dalam proses belajar mengajar ketimbang "sibuk" menerapakan tradisi pengajaran lama yang kurang berbobot dan terkadang begitu monoton!!


Model Pembelajaran yang Menyenangkan
“Banyak model yang dapat diterapkan dalam mempelajari fisika, diantaranya dengan praktek, media TI, fenomena alam, gambar/charta dan lain-lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa”
Apa yang menyebabkan sulitnya belajar fisika? Siapa yang kesulitan? Kapan menghadapai kesulitan itu? Dimana letak kesulitan? Bagaimana mengatasi kesulitan tersebut?
Pada tahun ini pelajaran fisika akan masuk kedalam mata ujian yang di UN-kan oleh depdiknas. Mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh sebagian besar siswa ini harus menghadapi tantangan besar untuk diketahui tingkat pencapaian yang dimiliki oleh siswa. Dari hasil wawancara dengan berbagai siswa di setiap tingkat sekolah, akan didapatkan bahwa kesulitan siswa terletak pada banyaknya rumus yang harus dihafal. Tetapi ada juga yang sulit dalam pemahaman materi dan soal, sehingga jika soal diubah dalam bentuk lain maka siswa tidak akan mampu mengerjakannya. Untuk itu guru harus menggunakan berbagai media yang ada sehingga siswa dapat memahami fisika dengan baik.
Oleh karena itu jauh-jauh hari sebelum siswa kita menghadapi “perang”, kita harus mempersiapkan pembelajaran yang baik untuk siswa di sekolah masing-masing. Ada pepatah dari seorang ahli “jika saya ingin menggunakan pedang dalam perang maka 80
aya mengasah pedang dan 20 enggunakannya”. Dari sini jelas bahwa kesiapan siswa dalam ujian dipengaruhi oleh persiapan yang matang sebelum kita melaksanakan ujian nasional, khususnya persiapan dalam pembelajarannya.
Cara yang dikembangkan oleh pendidik yang dalam hal ini adalah guru mungkin dapat digunakan dalam pembelajaran fisika yang baik dan menarik minat siswa adalah sebagai berikut.
1. Dengan menghubungkan fenomena alam
Cara ini dikembangkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang terjadi sehari-hari. Sebagai contoh dalam menerangkan energi gelombang kepada siswa kita dapat menjelaskan bahwa bangunan yang terkena tsunami dapat roboh. Dalam menerangkan perpindahan kalor dapat dijelaskan dengan air yang tetap panas jika dimasukkan dalam termos. Dalam menerangkan angin darat dan angin laut dengan melihat kapan nelayan mulai melaut dan kapan kembali ke pantai.
Contoh-contoh diatas adalah sebagian kecil dari fenomena alam yang ada di sekitar lingkungan siswa yang berhubungan dengan materi fisika, dan masih banyak lagi fenomena alam lain. Karena fisika adalah ilmu yang berasal dari fenomena alam di sekitar kita, sehingga siswa dapat memikirkannya secara nyata dan tidak abstrak serta hanya tertuju pada rumusan saja. Jadi dapat memadukan antara fenomena dengan konsep fisika secara tepat.
2. Dengan menggunakan gambar
Cara dapat dikembangkan dengan cara mencari gambar yang ada di berbagai media dan lingkungan sekitar. Sebagai contoh dalam menerangkan gaya gesekan kita dapat mencari gambar macam-macam ban dari pirelli, michellin, bridgestone sampai swallow, GT radial, IRC dan lain-lain di internet, gambar yang didapatkan di internet atau berbagai media ditampilkan ke siswa, sehingga kita dapat menjelaskan kepada siswa tentang lukisan/guratan yang ada pada ban, teruma guratan yang ban racing dengan yang biasa. Atau menanyakan kepada siswa tentang perbedaan penggunaan ban di balapan F1 pada cuaca panas dengan hujan .
Selain itu dalam menjelaskan prinsip Bernoulli pada fluida bergerak, kita dapat mencari gambar macam-macam mobil di internet seperti ferrari. BMW, Mercedes sampai toyota, daihatsu, suzuki, honda dan lain-lain. Gambar ditampilkan kesiswa dan menjelaskan mobil mana yang larinya lebih cepat dan mobil mana yang harganya lebih mahal.
Cara ini dikembangkan oleh Bpk. Masno Ginting ketua HFI (Himpunan Fisika Indonesia) yang sengaja mengambil gambar yang ada di sekitar beliau dan ditampilkan kepada siswa, serta disertai pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa berfikir tentang gambar yang ditampilkan dan menggabungkannya dengan materi yang ada. Jadi dengan gambar tersebut diharapakan siswa mengetahui secara detail pemanfaatan teori fisika yang banyak diterapkan untuk kemajuan teknologi.
3. Dengan memakai software
Pada jaman sekarang ini fasilitas teknologi informasi semakin pesat sehingga penggunaan berbagai instrumen TI tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika, software atau model pembelajaran yang dikembangkan dengan program animasi interaktif yang divisualkan kepada siswa maka siswa dapat memahami konsep yang dipelajari secara nyata.
Model pembelajaran yang dikembangkan dengan program flash dapat dicari dan di download dari berbagai situs di internet. Seperti e-dukasi.net, duniaguru.com, dan berbagai ikon untuk pdf. Di situs tersebut akan mempermudah guru dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat mengamati proses fisika secara faktual, karena selama ini siswa menganggap konsep fisika adalah khayal, dan ini yang membuat siswa sangat sulit menerima materi.
Penggunaan software yang juga menggunakan program flash adalah software pesona fisika. Software ini telah digunakan oleh banyak sekolah baik di luar maupun dalam negeri sendiri. Program ini juga menampilkan materi fisika yang ada untuk dihubungkan dengan animasi yang visual, audiovisual dan psikomotor. Terlibatnya AVP dalam pembelajaran akan membuat siswa tidak jenuh, malas, dan hal negatif lain. Sifat negatif ini akan berubah menjadi hal ang positif sehingga minat siswa untuk belajar semakin meningkat.
Tetapi walaupun penggunaan sofware ini bisa “berjalan sendiri” peran guru sebagai motivator dan stabilisator di kelas harus dijalankan dengan baik. Yaitu dengan cara memberikan penjelasan materi atau pokok bahasan yang tidak dapat diterima secara langsung oleh siswa.
4. Dengan percobaan
Model pembelajaran dengan percobaan dapat dikembangkan dengan alat-alat yang tersedia di laboratorium sekolah. Sekolah yang besar akan mempunyai fasilitas laboratorium yang lengkap sedangkan sekolah yang kecil maka fasilitas alat lab akan sedikit. Jadi cara ini akan sukses di sekolah besar dan akan menjadi basi jika di sekolah kecil.
Kalau kita terpaku pada alat lab yang sebenarnya maka pembelajaran yang berbasis praktek tidak pernah akan terlaksana. Kita dapat menyusun dan merancang alat-alat praktikum sendiri. Dengan cara mencari benda benda di sekitar kita yang masih berhubungan dengan materi fisika secara luas. Kemudian alat yang dibuat ditampilkan kepada siswa dan dianalisi proses fisika apa yang terjadi.
Seperti yang dikembangkan oleh Bpk. Chandra dari SMA N 10 Malang, yang berhasil membuat alat-alat peraga fisika dari bahan-bahan bekas yang didapat dari penjual barang bekas dan dirangkai menjadi suatu alat peraga fisika sederhana yang tentunya materi fisika terutama konsep fisika masuk dalam alat peraga tersebut.
Tentunya model pembelajaran diatas hanya sebagian kecil dari cara belajar yang mebuat siswa untuk menyenangi pembelajaran fisika . Selain itu kalau kita tidak mencoba model tersebut maka kita akan merasa kalah dengan siswa yang semakin hari membutuhkan refresing materi sehingga mampu menangkap apa yang disampaikan oleh semua guru mata pelajaran.
________________________________________


Student Centered Learning
Your Ad Here

Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran (pengetahuan yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktek pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar. Fokus ganda ini selanjutnya memberikan informasi dan dorongan pengambilan keputusan pendidikan.
Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya.
Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Tantangan bagi guru sebagai pendamping pembelajaran siswa, untuk dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu memahami tentang konsep, pola pikir, filosofi, komitmen metode, dan strategi pembelajaran. Untuk menunjang kompetensi guru dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran berpusat pada siswa.
Peran guru dalam pembelajar berpusat pada siswa bergeser dari semula menjadi pengajar (teacher) menjadi fasilitator. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi. Dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.
Bekal bagi para guru untuk dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator salah satunya adalah memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada lima faktor yang penting diperhatikan dalam prinsip psikologis pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu:
1. Faktor Kognitif yang menggambarkan bagaimana siswa berpikir dan mengingat, serta penggambaran faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan makna informasi dan pengalaman;
2. Faktor Afektif yang menggambarakan bagaimana keyakinan, emosi, dan motivasi mempengaruhi cara seseorang menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak orang belajar, dan usaha yang mereka lakukan untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi emosi seseorang, keyakinannya tentang kompetensi pribadinya, harapannya terhadap kesuksesan, minat pribadi, dan tujuan belajar, semua itu mempengaruhi bagaimana motivasi siswa untuk belajar;
3. Faktor Perkembangan yang menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh factor genetik yang unik dan faktor lingkungan;
4. Faktor Sosial yang menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara-cara orang belajar dalam kelompok. Prinsip ini mencerminkan bahwa dalam interaksi sosial, orang akan saling belajar dan dapat saling menolong melalui saling berbagi perspektif individual;
5. Faktor Perbedaan yang menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapasitas masing-masing berpengaruh dalam pembelajaran. Prinsip ini membantu menjelaskan mengapa individu mempelajari sesuatu yang berbeda, waktu yang berbeda, dan dengan cara-cara yang berbeda pula.

PRINSIP PEMBELAJARAN (GAGNE, THE CONDITION OF LEARNING)
Perlunya menimbulkan minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh kontradiksi atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera untuk merespon dengan cepat stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa, pembimbing atau guru dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka dan suara tiba-tiba.
Contoh :
Mengenalkan hutan dengan cara mengajak siswa TKA seolah-olah kemping. Dengan mendekorasi ruangan kelas seperti hutan (tanaman dengan pot yang ditutup kain atau kertas, batu batuan, bunga, ranting dll). Hari sebelumnya, Guru meminta siswa membawa peralatan dan perlengkapan berkemah seperti makanan, pakaian, sepatu, tas ransel, senter, dll. Ketika kegiatan ini dilaksanakan biarkan siswa memperlihatkan kemampuan menolong dirinya sendiri serta bersosialisasi dengan temannya. Kenalkan hutan melalui temuan-temuan siswa/yang dilihat siswa di hutan (ruangan yang sudah disiapkan) dan cocokkan dengan buku tentang hutan yang dibawa guru. Ajak siswa mendengarkan bunyi-bunyian yang berkaitan, misalnya rekaman air dan suara binatang. Lampu dapat dimatikan seolah-olah malam hari di hutan. Untuk siswa TKB, dapat diajak langsung melihat hutan (misalnya ke hutan di Cibubur), memasang tenda sungguhan dan berkemah (sekitar 1 jam). Ajak pula siswa menonton film dokumenter tentang hutan.
JMenyampaikan tujuan pembelajaran (informing learners of the objective)
Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


Contoh :
Kegiatan diawali dengan tanya jawab, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum kegiatan berkemah, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Seperti mengatakan “Siapa yang pernah ke hutan?” “Seperti apa ya hutan itu?” “Apa saja isinya?” “Siapa yang mau ke hutan?” “Nanti teman-teman akan melihat hutan, juga mengetahui isi hutan!”
JMengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (Stimulating recall of prior learning)
Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan/keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru..
Contoh :
Di pertemuan berikutnya, untuk mengingat kembali pengetahuan tentang hutan, ajak siswa TKA mengklasifikasikan kepingan gambar yang disediakan. Menklasifikasikan gambar yang berkaitan dengan hutan dengan yang bukan hutan. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa mengklasifikasikan kepingan gambar misalnya ke dalam kelompok binatang, tanaman, bunga. Atau dapat berupa klasifikasi benda hidup dan benda mati.
JMenyampaikan materi pembelajaran (Presenting the stimulus)
Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.
Contoh :
Guru menyampaikan materi “hutan” dengan bercerita menggunakan wayang hutan (dibuat sendiri, berupa gambar-gambar seperti : pohon, binatang, jamur, batu, matahari, air dll yang diberi tongkat). Guru juga mengajak siswa ikut memainkan wayang yang disediakan.
JMemberikan bimbingan belajaran (Providing “Learning Guidance”)
Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses/alur berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikan contoh-contoh, gambar-gambar sehingga siswa siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan.
Contoh :
Kegiatan berupa membuat peta pikiran di atas sebuah kertas besar atau papan tulis dengan spidol warna warni. Guru menuliskan kata “hutan” di tengah papan. Ajukan pertanyaan misalnya “Kalau mendengar kata hutan, apa yang terlintas di pikiranmu?” Biarkan siswa menjawab dan tuliskan /gambarkan jawaban siswa. Tidak ada jawaban salah. Arahkan siswa ke pada tema kali ini. Misalnya ketika siswa menjawab “Harimau.” Guru dapat balik bertanya “Kenapa harimau?” siswa menjawab “Kan adanya di hutan.” dan seterusnya. Atau siswa lain mengatakan pendapatnya tentang hutan, siswa tersebut mengatakan “Takut” Guru dapat menayakan “Kenapa takut?” Misalnya siswa menjawab “Gelap” Guru dapat menanyakan “Kenapa gelap? Misalnya siswa menjawab “banyak pohon.” dan seterusnya. Dalam kegiatan ini, dapat juga menggunakan potongan-potongan gambar dari koran atau majalah atau clip-art dan lain-lain.
JMemperoleh unjuk kerja siswa (eliciting performance)
Siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan penguasaannya terhadap materi.
Contoh :
Di pertemuan berikutnya, untuk siswa TKA kegiatan berupa membuat gambar hutan, dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan melalui gambar yang siswa buat. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa membuat maket hutan. Siswa TKB dapat membuat “hutan” nya sendiri atau berkelompok dengan bahan-bahan yang disediakan (karton, kertas warna, gunting, lem, dll) dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan malalui maket yang siswa buat.
JMemberikan balikan (Providing feedback)
Siswa diberi tahu sejauh mana ketepatan unjuk kerjanya (performance)
Contoh :
Berkaitan dengan poin sebelumnya yaitu memperoleh unjuk kerja siswa, guru dapat memberikan balikan atas hasil karya yang siswa buat. Misalnya, ketika siswa menunjukkan maket hutan buatannya, guru dapat mengajukan pujian atau mengajukan beberapa pertanyaan yang memancing siswa menceritakan hasil karyanya. Misalnya ketika siswa membuat gajah berkaki dua guru dapat bertanya “Ini apa?” “Menurutmu kaki gajah ada berapa?” jika siswa mengalami kesulitan, ajak siswa melihat buku, gambar atau foto gajah hingga siswa memahami.
JMenilai hasil belajar (Assessing performance)
Memberikan tes atau tugas untuk menilai sejauh mana siswa menguasai tujuan pembelajaran
Contoh :
Minta siswa memilih sebuah kartu kata atau gambar berkaitan dengan hutan (siapkan kata atau gambar yang berbeda sejumlah siswa). Misalnya gambar pohon, batu, jamur dll. Ajak siswa bercerita di depan kelas sekitar 1-2 menit mengenai kata atau gambar tersebut. Guru dapat merekam cerita siswa tersebut dan memutarnya kembali setelah siswa selesai bercerita. Ajak siswa mendengarkan suaranya sendiri. Kegiatan ini juga mengajak siswa lainnya belajar menghargai temannya yang sedang bercerita.
JMemperkuat retensi dan transfer belajar (Enhancing retention and transfer)
Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah terjadi. Diharapkan nantinya siswa dapat mentransfer atau menggunakan pengetahuan, keahlian dan strategi ketika menghadapi masalah dan situasi baru.
Contoh :
Ajak siswa membaca/melihat gambar/mendengar guru membacakan koran anak (misalnya dalam lembar anak Koran Kompas edisi Minggu, Desember 2007 tentang pemanasan global). Ajak siswa kembali mengingat tema hutan dengan mengajak siswa menanam biji dari buah yang biasa mereka makan dan jadikan ini proyek berkelanjutan (menanam dan merawat pohon yang nantinya tumbuh).
Sumber : - Gagne, Robert M. The Conditions of Learning and Theory of Instruction. Fourt Edition. Holt-Saunders International Edition.