A. Problematika
Akulturasi Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan
wilayah yang berbeda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup
manusia ( masyarakat, suku, atau bangsa) memilki kebudayaannya sendiri yang
berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok
manusia membentuk cirri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain.
Saat ini, pergaulan antarbangsa semakin kental. Di dalam
pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi,
saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun
yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya
nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap
individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan
lunturnya budaya leluhur dari semulanya. Arus informasi yang semakin pesat
mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin
besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius
ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya.
Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka adalah
tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan
ciri luhur bangsa ini.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang
berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan
pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan
kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Melalui media massa, unsur budaya asing berupa mode pakaian,
peralatan hidup, gaya hidup, dan makanan semakin cepat tersebar dan mampu
mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, mode rambut dan pakaian dari luar
negeri yang banyak ditiru oleh masyarakat. Namun, dalam proses akulturasi tidak
selalu terjadi pergeseran budaya lokal akibat pengaruh budaya asing. Misalnya,
pemakaian busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia.
Meskipun pemakaian busana model barat seperti jas sudah tersebar di dalam
masyarakat, namun gejala tersebut tidak menggeser kedudukan busana batik dan
kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Pemakaian busana batik dan kebaya
masih dilakukan para tokoh-tokoh masyarakat di dalam acara kenegaraan di dalam
dan luar negeri. Bahkan beberapa desainer Indonesia seperti Edward Hutabarat
dan Ghea Pangabean sudah mulai mengembangkan busana batik sebagai alternatif
mode pakaian di kalangan generasi muda. Modifikasi busana tradisional tersebut
ternyata dapat diterima oleh masyarakat dan mulai dijadikan alternatif pilihan
mode berbusana selain model busana barat.
B. Contoh Kasus
Akulturasi Kebudayaan yang terjadi Di Indonesia
Salah satu yang menjadi headline surat kabar beberapa waktu
yang lalu adalah kasus Prita Mulyasari . Beliau dapat dikatakan sebagai korban
akulturasi kebudayaan . Ketika budaya kita masih membatasi pernyataan pendapat
dan berbicara , banyak lapisan masyarakat yang tidak suka akan keadaan seperti
ini . Saat itu , dengan embel-embel demokrasi , maka kebebasan berbicara pun
diproklamirkan . Kebudayaan kita yang biasanya terarah ( baca tertekan ) dalam
menyampaikan pendapat , langsung berubah menjadi kebudayaan yang blak-blakan
atai ceplas-ceplos .
Muncul sebuah jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Kebebasan kita dalam berbicara pun memakai dasar berupa substansi
yang datangnya dari luar . HAM ( Hak Asasi Manusia ) dianggap sebagai dasar
paling kuat untuk menopang hak kebebasan untuk berbicara.
Pada awal mula kebudayaan untuk bebas berbicara memberikan
angin segar bagi warga . Masyarakat yang tadinya ( tertekan ) untuk menyatakan
pendapat dan kritik merasa lebih leluasa . Kasus Prita Mulyasari boleh jadi
dikatakan sebagai suatu hasil akhir dari kebudayaan yang telah berakulturasi .
Budaya bebas berbicara yang kita inginkan telah didapatkan . Kesemuanya
didapatkan dengan mengadopsi substansi asing (HAM ) yang terkesan kuat jika
digabungkan .Namun kita hanya melihat pada penyelesaian masalah di tingkatan
yang rendah . Kita tidak memperhitungkan produk akhir kebudayaan baru tersebut .
Siapa sangka , kebudayaan bebas berbicara sendiri menjadi salah satu bumerang
bagi kebebasan berpendapat .
C. Pengertian
Akulturasi
Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang
akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo. Akulturasi adalah fenomena
yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai
kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan
terus-menerus yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang
original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial
yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi
meliputi fenomena yang timbul sebagai
hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang
berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus,
yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari
salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi,
Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda
kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi
dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua
kebudayaan itu.
Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing
itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan
sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima
dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua
kebudayaan atau lebih sehingga
membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli.
D. Kebudayaan
Prof.
Koentjaraningrat, makna kebudayaan dapat dipahami lebih luas lagi.
Menurut beliau, kebudayaan adalah sebuah sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya yang dihasilkan dalam rangka kehidupan manusia dan dijadikan hak milik
manusia melalui proses belajar. Dalam definisi ini, ada beberapa poin yang
dapat diuraikan lagi.
Ø Bahwa kebudayaan
itu meliputi gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia. Contoh adalah penggunaan sendok dan garpu
ketika makan oleh masyarakat barat, akan berbeda dengan masyarakat timur
tradisional yang langsung menggunakan tangan.
Ø Kebudayaan meliputi
semua aspek kehidupaan manusia. Tujuan awal dari adanya kebudayaan itu adalah
untuk mendukung kehidupan manusia. Seperti cara berpakaian yang merupakan
bagian dari kebudayaan, disesuaikan manusia dengan alam sekitar. Misal penduduk
iklim tropis yang menggunakan pakaian dengan bahan relatif tipis, akan berbeda
dengan masyarakat yang hidup di empat iklim seperti Eropa.
Ø Dijadikan milik
manusia dengan proses belajar. Seperti naluri kebutuhan manusia untuk makan.
Tidak hanya sampai di proses makan saja. Ada tata cara tertentu atau yang di
barat disebut table Manner yang dibuat oleh manusia dan menjadi sebuah
kebudayaan.
Pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J.
Herskovitsmenyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
Ø alat-alat teknologi
Ø sistem ekonomi
Ø keluarga
Ø kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
Ø Sistem norma sosial
yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan
diri dengan alam sekelilingnya
Ø organisasi ekonomi
Ø alat-alat dan
lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga
pendidikan utama)
Ø organisasi kekuatan
(politik)
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki paling sedikit
tiga wujud, yaitu:
1. Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya yang berfungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah
pada kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang disebut dengan adat
kelakuan.
2. Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat yang sering disebut sistem sosial.
3. Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
E. Sebab
terjadinya Akulturasi
Salah satu unsur perubahan budaya adalah adanya hubungan
antarbudaya, yaitu hubungan budaya lokal dengan budaya asing. Hubungan
antarbudaya berisi konsep akulturasi kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat
istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact yang digunakan oleh
sarjana antropologi di Inggris mempunyai berbagai arti di antara para sarjana
antropologi. Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang
timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Sebab sebab terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial
budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Proses akulturasi kebudayaan terjadi apabila suatu
masyarakat atau kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing. Proses
akulturasi kebudayaan bisa tersebar melalui penjajahan dan media massa.
Akulturasi kebudayaan terjadi karena kebutuhan yang kompleks dalam kehidupan
bermasyarakat. Suatu kebudayaan akan menyesuaikan terhadap lingkungan sekitar.
Ketika suatu kebudayaan tidak lagi dianggap sebagai sebuah pegangan dalam
menyelesaikan suatu masalah , maka factor eksternal akan muncul. Faktor yang
muncul dari luar ini adalah pertanda ketidakmampuan sisi internal budaya untuk
menyelesaikan suatu permasalahan .
Ketika bangsa Indonesia yang semakin maju ini berkembang ,
maka kebudayaan pun turut berkembang.
Kebudayaan kita mengalami mobilisasi yang sangat cepat. Pengaruh
globalisasi dan liberalisme menjadi salah satu penyebab kejadian ini. Namun
tidak dapat dipungkiri, akulturasi kebudayaan yang ada sekarang sebenarnya
adalah buah pikiran kita. Hasil pemikiran kita yang dipakai sebagai acuan.
Pemikiran yang berdasar pada keinginan akan suatu kesempurnaan .
Dan untuk mencapainya , maka tidak segan kita akan mengambil
factor dari luar dari kebudayaan kita. Ketika pencampuran budaya terjadi, maka
norma dan nilai ( budaya ) yang kita anut pun akan ikut berubah . Begitu juga
dengan perspektif kita dalam melihat segala sesuatu hal. Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah kebudayaan yang telah bercampur masih kita anggap
sebagai kebudayaan ?
Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat
beberapa unsur-unsur yang terjadi dalam proses akulturasi, antara lain sebagai
berikut.
a. Subsitusi
Substitusi adalah pengantian unsur kebudayaan yang lama
diganti dengan unsur kebudayaan baru yang lebih bermanfaat untuk kehidupan
masyarakat. Misalnya, sistem komunikasi tradisional melalui kentongan atau
bedug diganti dengan telepon, radio komunikasi, atau pengeras suara.
b. Sinkretisme
Sinkretisme adalah percampuran unsur-unsur kebudayaan yang
lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga membentuk sistem budaya baru.
Misalnya, percampuran antara sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan
ajaran Hindu-Buddha dengan unsur-unsur ajaran agama Islam yang menghasilkan
sistem kepercayaan kejawen.
c. Adisi
Adisi adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan yang lama
dengan unsur kebudayaan baru sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Misalnya, beroperasinya alat transportasi kendaraan angkutan bermotor untuk
melengkapi alat transportasi tradisional seperti cidomo (cikar, dokar, bemo)
yang menggunakan roda mobil di daerah Lombok.
d. Dekulturasi
Dekulturasi adalah proses hilangnya unsur-unsur kebudayaan
yang lama digantikan dengan unsur kebudayaan baru. Misalnya, penggunaan mesin
penggilingan padi untuk mengantikan penggunaan lesung dan alu untuk menumbuk
padi.
e. Originasi
Originasi adalah masuknya unsur budaya yang sama sekali baru
dan tidak dikenal sehingga menimbulkan perubahan social budaya dalam
masyarakat. Misalnya, masuknya teknologi listrik ke pedesaan.
f. Rejeksi
Rejeksi adalah proses penolakan yang muncul sebagai akibat
proses perubahan sosial yang sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif
bagi sebagian anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan. Misalnya,
ada sebagian anggota masyarakat yang berobat ke dukun dan menolak berobat ke
dokter.
Di bawah ini beberapa faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya suatu proses Akulturasi diantaranya:
Faktor intern (dalam) antara lain :
· Bertambah
dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
Bertambah dan berkurangnya penduduk dapat menyebabkan
terjadinya akulturasi. Contohnya saja migrasi. Masyarakat yang berpindah dari
daerah asalnya ke tempatnya yang baru, akan membawa budaya yang ada di daerah
asalnya. Dan ini akan menyebabkan terjadinya pembauran dari masyarakat yang dating dengan masyarakat
asli.
· Adanya
penemuan baru.
1. Discovery:
penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
2. Invention :
Penyempurnaan penemuan baru
3. Innovation
/Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
· Konflik yang
terjadi dalam masyarakat
Konflik yang terjadi dalam masyarakat juga dapat menyebabkan
terjadinya akulturasi.
·
Pemberontakan atau revolusi
Faktor ekstern ( luar ) antara lain:
1. Perubahan alam
2. Peperangan
3. Pengaruh
kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran
antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi
(pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas
budaya lama tidak tampak lagi.
F. Akulturasi dan
Budaya Indonesia
Seperti yang telah di bahas sebelumnya akulturasi adalah
sebuah perpaduan antara satu budaya dengan budaya lainnya yang berjalan
seimbang dan serasi. Akulturasi tejradi ketika sebuah kebudayaan masuk dan
berpadu terhadap budaya yang telah ada di suatu wilayah. Akulturasi dengan kata
lain masuknya kebudayaan lain ini tentunya secara terkendali dan tidak
menghilangkan dominasi kebudayaan yang sudah ada atau menghilangkan unsur dari salah
satu kebudayaan itu.
Indonesia sebagai negara yang memiliki ragam kebudayaan dan
adat istiadat telah memiliki kemampuan dalam menghadapi akulturasi budaya yang
ada dan terjadi,sebagaimana kita tau indonesia adalah negara yang kental akan
kebudayaan sehingga dasar kebudayaan yang ada pada masyarakatnya amatlah
kuat,dalam hal ini masuknya suatu kebudayaan asing hanya akan memperkaya
perbendaharaan kebudayaan yang ada di indonesia.sehingga kebudayaan asli
indonesia tetap dominan namun juga tidak menghilangkan ciri khusus dari
kebudayaan asing yang telah masuk.
Lalu di dalam masyarakat indonesia sendiri telah tertanam
kemampuan yang di sebut "local jenius" atau juga kecakapan istimewa
yang mana dalam hal ini bangsa indonesia mampu menerima masuknya kebudayaan
asing tersebut lalu kemudian dengan kecakapannya di saring dan di olah serta di
sesuaikan dengan identitas dan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga masuknya
kebudayaan asing ini tidak merubah atau bahkan menghilangkan kepribadian bangsa
indonesia namun akan memperkaya sehingga Indonesia dengan kebudayaannya semakin
beragam.
G. Dampak
Terjadinya Akulturasi
Dilihat dari pengertian akulturasi dan kasus-kasus yang
terjadi, akulturasi tidak hanya memberikan dampak yang negative, tapi juga
memberikan dampak yang positif. Dengan adanya akulturasi kebudayaan, masyarakat
bebas mengeluarkan pendapat tanpa adanya larangan untuk menyatakan pendapatnya.
Tapi dengan adanya akulturasi jugalah masyarakat Indonesia terpengaruh dengan
cara berpakaian, cara bergaul terutama golongan anak-anak muda yang kebanyakan
meniru gaya berpakaian orang barat.
H. Kesimpulan
Proses akulturasi banyak terjadi di Indonesia, tidak hanya
terjadi dalam bentuk fisik tapi juga terjadi dalam bentuk non fisik. Selain itu
itu akulturasi juga terjadi dalam kebebasan berbicara. Proses akulturasi yang
terjadi di Indonesia lebih banyak memberikan dampak yang negatif. Contohnya
dalam berpakaian, anak muda Indonesia banyak meniru cara berpakaian orang barat
yang tidak sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.
I. Saran
Seharusnya warga Indonesia lebih hati-hati terhadap
kebudayaan yang masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan yang masuk
sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar