Jumat, 14 Juni 2013

Akulturasi Budaya


A.    Problematika Akulturasi Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia ( masyarakat, suku, atau bangsa) memilki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk cirri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain.
Saat ini, pergaulan antarbangsa semakin kental. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari semulanya. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Melalui media massa, unsur budaya asing berupa mode pakaian, peralatan hidup, gaya hidup, dan makanan semakin cepat tersebar dan mampu mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, mode rambut dan pakaian dari luar negeri yang banyak ditiru oleh masyarakat. Namun, dalam proses akulturasi tidak selalu terjadi pergeseran budaya lokal akibat pengaruh budaya asing. Misalnya, pemakaian busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Meskipun pemakaian busana model barat seperti jas sudah tersebar di dalam masyarakat, namun gejala tersebut tidak menggeser kedudukan busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Pemakaian busana batik dan kebaya masih dilakukan para tokoh-tokoh masyarakat di dalam acara kenegaraan di dalam dan luar negeri. Bahkan beberapa desainer Indonesia seperti Edward Hutabarat dan Ghea Pangabean sudah mulai mengembangkan busana batik sebagai alternatif mode pakaian di kalangan generasi muda. Modifikasi busana tradisional tersebut ternyata dapat diterima oleh masyarakat dan mulai dijadikan alternatif pilihan mode berbusana selain model busana barat.

B.     Contoh Kasus Akulturasi Kebudayaan yang terjadi Di Indonesia
Salah satu yang menjadi headline surat kabar beberapa waktu yang lalu adalah kasus Prita Mulyasari . Beliau dapat dikatakan sebagai korban akulturasi kebudayaan . Ketika budaya kita masih membatasi pernyataan pendapat dan berbicara , banyak lapisan masyarakat yang tidak suka akan keadaan seperti ini . Saat itu , dengan embel-embel demokrasi , maka kebebasan berbicara pun diproklamirkan . Kebudayaan kita yang biasanya terarah ( baca tertekan ) dalam menyampaikan pendapat , langsung berubah menjadi kebudayaan yang blak-blakan atai ceplas-ceplos .
Muncul sebuah jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kebebasan kita dalam berbicara pun memakai dasar berupa substansi yang datangnya dari luar . HAM ( Hak Asasi Manusia ) dianggap sebagai dasar paling kuat untuk menopang hak kebebasan untuk berbicara.
Pada awal mula kebudayaan untuk bebas berbicara memberikan angin segar bagi warga . Masyarakat yang tadinya ( tertekan ) untuk menyatakan pendapat dan kritik merasa lebih leluasa . Kasus Prita Mulyasari boleh jadi dikatakan sebagai suatu hasil akhir dari kebudayaan yang telah berakulturasi . Budaya bebas berbicara yang kita inginkan telah didapatkan . Kesemuanya didapatkan dengan mengadopsi substansi asing (HAM ) yang terkesan kuat jika digabungkan .Namun kita hanya melihat pada penyelesaian masalah di tingkatan yang rendah . Kita tidak memperhitungkan produk akhir kebudayaan baru tersebut . Siapa sangka , kebudayaan bebas berbicara sendiri menjadi salah satu bumerang bagi kebebasan berpendapat .


C.     Pengertian Akulturasi
Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo. Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul  sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi  adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga
membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
D.      Kebudayaan
Prof.  Koentjaraningrat, makna kebudayaan dapat dipahami lebih luas lagi. Menurut beliau, kebudayaan adalah sebuah sistem gagasan, tindakan dan hasil karya yang dihasilkan dalam rangka kehidupan manusia dan dijadikan hak milik manusia melalui proses belajar. Dalam definisi ini, ada beberapa poin yang dapat diuraikan lagi.
Ø  Bahwa kebudayaan itu meliputi gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.  Contoh adalah penggunaan sendok dan garpu ketika makan oleh masyarakat barat, akan berbeda dengan masyarakat timur tradisional yang langsung menggunakan tangan.
Ø  Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupaan manusia. Tujuan awal dari adanya kebudayaan itu adalah untuk mendukung kehidupan manusia. Seperti cara berpakaian yang merupakan bagian dari kebudayaan, disesuaikan manusia dengan alam sekitar. Misal penduduk iklim tropis yang menggunakan pakaian dengan bahan relatif tipis, akan berbeda dengan masyarakat yang hidup di empat iklim seperti Eropa.
Ø  Dijadikan milik manusia dengan proses belajar. Seperti naluri kebutuhan manusia untuk makan. Tidak hanya sampai di proses makan saja. Ada tata cara tertentu atau yang di barat disebut table Manner yang dibuat oleh manusia dan menjadi sebuah kebudayaan.
Pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.      Melville J. Herskovitsmenyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
Ø  alat-alat teknologi
Ø  sistem ekonomi
Ø  keluarga
Ø  kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
Ø  Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
Ø  organisasi ekonomi
Ø  alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
Ø  organisasi kekuatan (politik)
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki paling sedikit tiga wujud, yaitu:
1.             Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang berfungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah pada kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang disebut dengan adat kelakuan.
2.             Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat yang sering disebut sistem sosial.
3.             Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

E.     Sebab terjadinya Akulturasi
Salah satu unsur perubahan budaya adalah adanya hubungan antarbudaya, yaitu hubungan budaya lokal dengan budaya asing. Hubungan antarbudaya berisi konsep akulturasi kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact yang digunakan oleh sarjana antropologi di Inggris mempunyai berbagai arti di antara para sarjana antropologi. Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Sebab sebab terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Proses akulturasi kebudayaan terjadi apabila suatu masyarakat atau kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing. Proses akulturasi kebudayaan bisa tersebar melalui penjajahan dan media massa. Akulturasi kebudayaan terjadi karena kebutuhan yang kompleks dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu kebudayaan akan menyesuaikan terhadap lingkungan sekitar. Ketika suatu kebudayaan tidak lagi dianggap sebagai sebuah pegangan dalam menyelesaikan suatu masalah , maka factor eksternal akan muncul. Faktor yang muncul dari luar ini adalah pertanda ketidakmampuan sisi internal budaya untuk menyelesaikan suatu permasalahan .
Ketika bangsa Indonesia yang semakin maju ini berkembang , maka kebudayaan pun turut berkembang.
Kebudayaan kita mengalami mobilisasi yang sangat cepat. Pengaruh globalisasi dan liberalisme menjadi salah satu penyebab kejadian ini. Namun tidak dapat dipungkiri, akulturasi kebudayaan yang ada sekarang sebenarnya adalah buah pikiran kita. Hasil pemikiran kita yang dipakai sebagai acuan. Pemikiran yang berdasar pada keinginan akan suatu kesempurnaan .
Dan untuk mencapainya , maka tidak segan kita akan mengambil factor dari luar dari kebudayaan kita. Ketika pencampuran budaya terjadi, maka norma dan nilai ( budaya ) yang kita anut pun akan ikut berubah . Begitu juga dengan perspektif kita dalam melihat segala sesuatu hal. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kebudayaan yang telah bercampur masih kita anggap sebagai kebudayaan ?
Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat beberapa unsur-unsur yang terjadi dalam proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.
a.       Subsitusi
Substitusi adalah pengantian unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur kebudayaan baru yang lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Misalnya, sistem komunikasi tradisional melalui kentongan atau bedug diganti dengan telepon, radio komunikasi, atau pengeras suara.

b.      Sinkretisme
Sinkretisme adalah percampuran unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga membentuk sistem budaya baru. Misalnya, percampuran antara sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dengan unsur-unsur ajaran agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan kejawen.
c.       Adisi
Adisi adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya, beroperasinya alat transportasi kendaraan angkutan bermotor untuk melengkapi alat transportasi tradisional seperti cidomo (cikar, dokar, bemo) yang menggunakan roda mobil di daerah Lombok.

d.      Dekulturasi
Dekulturasi adalah proses hilangnya unsur-unsur kebudayaan yang lama digantikan dengan unsur kebudayaan baru. Misalnya, penggunaan mesin penggilingan padi untuk mengantikan penggunaan lesung dan alu untuk menumbuk padi.

e.       Originasi
Originasi adalah masuknya unsur budaya yang sama sekali baru dan tidak dikenal sehingga menimbulkan perubahan social budaya dalam masyarakat. Misalnya, masuknya teknologi listrik ke pedesaan.

f.       Rejeksi
Rejeksi adalah proses penolakan yang muncul sebagai akibat proses perubahan sosial yang sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif bagi sebagian anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan. Misalnya, ada sebagian anggota masyarakat yang berobat ke dukun dan menolak berobat ke dokter.
Di bawah ini beberapa faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu proses Akulturasi diantaranya:
Faktor intern (dalam) antara lain :
·         Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
Bertambah dan berkurangnya penduduk dapat menyebabkan terjadinya akulturasi. Contohnya saja migrasi. Masyarakat yang berpindah dari daerah asalnya ke tempatnya yang baru, akan membawa budaya yang ada di daerah asalnya. Dan ini akan menyebabkan terjadinya pembauran  dari masyarakat yang dating dengan masyarakat asli.
·         Adanya penemuan baru.
1.      Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
2.      Invention : Penyempurnaan penemuan baru
3.      Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
·         Konflik yang terjadi dalam masyarakat
Konflik yang terjadi dalam masyarakat juga dapat menyebabkan terjadinya akulturasi.
·         Pemberontakan atau revolusi
Faktor ekstern ( luar ) antara lain:
1.      Perubahan alam
2.       Peperangan
3.      Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi.
F.    Akulturasi dan Budaya Indonesia
Seperti yang telah di bahas sebelumnya akulturasi adalah sebuah perpaduan antara satu budaya dengan budaya lainnya yang berjalan seimbang dan serasi. Akulturasi tejradi ketika sebuah kebudayaan masuk dan berpadu terhadap budaya yang telah ada di suatu wilayah. Akulturasi dengan kata lain masuknya kebudayaan lain ini tentunya secara terkendali dan tidak menghilangkan dominasi kebudayaan yang sudah ada atau menghilangkan unsur dari salah satu kebudayaan itu.
Indonesia sebagai negara yang memiliki ragam kebudayaan dan adat istiadat telah memiliki kemampuan dalam menghadapi akulturasi budaya yang ada dan terjadi,sebagaimana kita tau indonesia adalah negara yang kental akan kebudayaan sehingga dasar kebudayaan yang ada pada masyarakatnya amatlah kuat,dalam hal ini masuknya suatu kebudayaan asing hanya akan memperkaya perbendaharaan kebudayaan yang ada di indonesia.sehingga kebudayaan asli indonesia tetap dominan namun juga tidak menghilangkan ciri khusus dari kebudayaan asing yang telah masuk.
Lalu di dalam masyarakat indonesia sendiri telah tertanam kemampuan yang di sebut "local jenius" atau juga kecakapan istimewa yang mana dalam hal ini bangsa indonesia mampu menerima masuknya kebudayaan asing tersebut lalu kemudian dengan kecakapannya di saring dan di olah serta di sesuaikan dengan identitas dan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga masuknya kebudayaan asing ini tidak merubah atau bahkan menghilangkan kepribadian bangsa indonesia namun akan memperkaya sehingga Indonesia dengan kebudayaannya semakin beragam.
G.     Dampak Terjadinya Akulturasi
Dilihat dari pengertian akulturasi dan kasus-kasus yang terjadi, akulturasi tidak hanya memberikan dampak yang negative, tapi juga memberikan dampak yang positif. Dengan adanya akulturasi kebudayaan, masyarakat bebas mengeluarkan pendapat tanpa adanya larangan untuk menyatakan pendapatnya. Tapi dengan adanya akulturasi jugalah masyarakat Indonesia terpengaruh dengan cara berpakaian, cara bergaul terutama golongan anak-anak muda yang kebanyakan meniru gaya berpakaian orang barat.


H.    Kesimpulan
Proses akulturasi banyak terjadi di Indonesia, tidak hanya terjadi dalam bentuk fisik tapi juga terjadi dalam bentuk non fisik. Selain itu itu akulturasi juga terjadi dalam kebebasan berbicara. Proses akulturasi yang terjadi di Indonesia lebih banyak memberikan dampak yang negatif. Contohnya dalam berpakaian, anak muda Indonesia banyak meniru cara berpakaian orang barat yang tidak sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

I.     Saran
Seharusnya warga Indonesia lebih hati-hati terhadap kebudayaan yang masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan yang masuk sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar